MEMBUAI RASA
Sayup beringin sudah merimbun,
tertumpu gajah mengisir tebu;
meraup angin menadah embun,
menyapu wajah mengusir debu.
tertumpu gajah mengisir tebu;
meraup angin menadah embun,
menyapu wajah mengusir debu.
Jejaki pamah berlindung sukar,
sentuh terkukur lebam dipanah;
kaki nan lemah tersadung akar,
jatuh tersungkur menyembam tanah.
sentuh terkukur lebam dipanah;
kaki nan lemah tersadung akar,
jatuh tersungkur menyembam tanah.
Jarang berkuntum cendawan rawa,
redih selalu lewa ditandu;
orang tersenyum kawan tertawa,
sedih piluku bawa beradu.
redih selalu lewa ditandu;
orang tersenyum kawan tertawa,
sedih piluku bawa beradu.
Dingin berkabut rapat sejengkal,
henti gerimis timpa perahu;
angin ribut dapat disangkal,
hati menangis siapa tahu.
henti gerimis timpa perahu;
angin ribut dapat disangkal,
hati menangis siapa tahu.
Mandak angsana layuh terduduk,
bingit menarah diri teruja;
hendak kemana mengayuh biduk,
langit pun merah hari dah senja.
bingit menarah diri teruja;
hendak kemana mengayuh biduk,
langit pun merah hari dah senja.
aduhai sedap je dana baca...
ReplyDeletewaalaikumussalam. Allahu. terasa di pipi hembusan bayu tepi bendang sedang menampar halus di pipi ^_^
ReplyDeletesedap puisi nya..
ReplyDeleteindah ciptaannya.
ReplyDeletesedihnya pantun ni kak PI. Angin ribut dapat disangkal, hati menangis siapa yang tahu. Tuhan jela yang tahu dan faham. Huhu
ReplyDelete