SALAM JUMAAT MULIA
BAHASA KITA 19 (01) – 28 JANUARI 2019 - EJAAN RUMI BAGI PENULISAN NAMA KHAS TUHAN
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM. ASSALAMUALAIKUM. SELAMAT SEJAHTERA.
Sahabat, Pengikut dan Pembaca FB yang dirahmati oleh Allah dan yang saya hormati.
Dengan tujuan untuk menyeragamkan semua bentuk ejaan, hamba ingin memaparkan kaedah ejaan Rumi bagi penulisan nama khas Allah S.W.T. (Tuhan) dengan cara yang sopan dan selayaknya menurut pedoman yang ditetapkan dalam (1) Kamus Dewan, (2) Daftar Kata Bahasa Melayu, (3) Canggihnya Bahasa Melayu – SistemTanda Baca, (4) Gaya Dewan, (5) Sistem Ejaan dan Sebutan Bahasa Melayu, dan buku-buku pedoman bahasa yang lain terbitan DBP yang menjadi rujukan rasmi. Insya-Allah, kita akan dapat memantapkan sistem ejaan Rumi bahasa Melayu. Marilah bersama-sama kita memanfaatkan aturannya yang hamba nukil dengan pendekatan yang lain. Wallahuaklam.
PUISIKU HANYA SEKADAR SUSUNAN KATA
1.
Puisiku hanya sekadar susunan kata
Yang kutuliskan untuk menyebut nama-Mu,
Kumuliakan nama-Mu dengan M huruf besar
dengan tanda sempang penghubung “nama” dengan “Mu”,
Sebab nama-Mu ada pada-Mu
Pada-Mu ada nama-Mu.
2.
Kutuliskan nama-Mu Tuhan dengan T huruf besar
sebab Yang Besar itu hanya Engkau, Ya Tuhanku,
Kusebutkan nama-Mu Allah dengan A huruf besar
sebab Engkaulah Allah Yang Maha Besar,
Allahuakbar Allahuakbar
Kebesaran-Mu ada pada nama-Mu
Pada nama-Mu ada kebesaran-Mu.
3.
Tidak perlu kutuliskan *NAMA-MU
dengan HURUF BESAR seluruhnya
sebab Engkaulah Yang Maha Besar
yang boleh ditulis, disebut, dipanggil
dengan apa-apa tulisan dan sebutan
yang tidak mungkin lebih benar dan lebih besar
daripada yang dalam bahasa Arab,
Maka tidak perlu kutuliskan
*“Kebesaran MU ada pada MU” atau
*“Kebesaran-MU ada pada-MU”.
4.
Salah bagiku menuliskan *“namaMu” tanpa sempang
sebab sempang itu tanda baca bagi menuliskan “nama-Mu”
yang menjadi “milik-Mu”,
Sebab Kaumiliki segala yang Kauciptakan
(Mengapa mereka menuliskan “Kau-miliki” yang Kau-ciptakan”?).
5.
Aku berdoa kepada-Nya
Kita mengharapkan belas kasihan-Nya
Mereka meminta supaya dijauhi daripada seksaan-Nya
Kami memanjatkan kesyukuran kepada-Nya
sebab kita semua mentaati-Nya dan mencintai-Nya;
Bertakwa kepada-Nya, beriman kepada-Nya,
Maka tidak harus kutuliskan
*“Aku berdoa kepada NYA”,
juga bukan dengan ejaan *“Aku berdoa kepada-NYA”,
Bermohonlah kepada-Nya
sebab Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
6.
Kami menyapa-Mu dengan sapaan “Engkau”
yang lebih bersopan daripada kata sapaan “Kamu”.
Kugunakan kata ganti nama “Aku”
sebagai sapaan paling intim dengan-Mu.
Kami gunakan kata ganti nama “kami”
yang merujuk semua makhluk-Mu
apabila berbicara kepada-Mu Yang Maha Esa.
7.
Engkau selama-lamanya Besar pada zat pada sifat
Engkau berfirman dengan bahasa “Aku” dan “Ku-” dan “Kami”;
Apabila Engkau berfirman “pedihnya seksaan-Ku”,
Maka mafhumlah kami akan maksud “pedihnya seksaan-Mu” itu.
8.
Apabila Asmaul Husna dirumikan,
kami memuliakan-Mu dengan ejaan pangkal huruf besar
pada setiap zat-Mu setiap sifat-Mu,
bermula dengan yang pertama Al-Rahman
berakhir dengan yang ke-99 Al-Sabur,
dengan berhati-hati memadankan huruf hamzah (ء)
dengan tanda “koma atas sembilan” (’)
pada nama-Mu Al-Mu’min (Maha Mengurniakan Keamanan)
dan Al-Bari’ (Maha Mengadakan),
dan dengan pasti memadankan huruf ‘ain (ع)
dengan tanda “koma atas enam” (‘)
pada nama-Mu Al-‘Alim (Maha Mengetahui)
dan Al-Sami‘ (Maha Mendengar).
Mengapakah mereka mengusutkan bentuk (‘) dengan (’)
Dan mencemarkan ejaan Rumi bagi nama-Mu?
9.
Kami bertaubat untuk-Mu,
Ya Allah Tuhan Yang Maha Penerima Taubat
Ampunilah segala dosa kami, Ya Allah Ya Tuhanku
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
10.
Puisiku hanya sekadar susunan kata
Mengeja nama-Mu dengan Rumi bahasaku
Asmaul Husna nama-Mu Maha Besar
Allahuakbar sesungguhnya Allahuakbar
Kebesaran-Mu ada pada nama-Mu
Pada nama-Mu ada kebesaran-Mu.
1.
Puisiku hanya sekadar susunan kata
Yang kutuliskan untuk menyebut nama-Mu,
Kumuliakan nama-Mu dengan M huruf besar
dengan tanda sempang penghubung “nama” dengan “Mu”,
Sebab nama-Mu ada pada-Mu
Pada-Mu ada nama-Mu.
2.
Kutuliskan nama-Mu Tuhan dengan T huruf besar
sebab Yang Besar itu hanya Engkau, Ya Tuhanku,
Kusebutkan nama-Mu Allah dengan A huruf besar
sebab Engkaulah Allah Yang Maha Besar,
Allahuakbar Allahuakbar
Kebesaran-Mu ada pada nama-Mu
Pada nama-Mu ada kebesaran-Mu.
3.
Tidak perlu kutuliskan *NAMA-MU
dengan HURUF BESAR seluruhnya
sebab Engkaulah Yang Maha Besar
yang boleh ditulis, disebut, dipanggil
dengan apa-apa tulisan dan sebutan
yang tidak mungkin lebih benar dan lebih besar
daripada yang dalam bahasa Arab,
Maka tidak perlu kutuliskan
*“Kebesaran MU ada pada MU” atau
*“Kebesaran-MU ada pada-MU”.
4.
Salah bagiku menuliskan *“namaMu” tanpa sempang
sebab sempang itu tanda baca bagi menuliskan “nama-Mu”
yang menjadi “milik-Mu”,
Sebab Kaumiliki segala yang Kauciptakan
(Mengapa mereka menuliskan “Kau-miliki” yang Kau-ciptakan”?).
5.
Aku berdoa kepada-Nya
Kita mengharapkan belas kasihan-Nya
Mereka meminta supaya dijauhi daripada seksaan-Nya
Kami memanjatkan kesyukuran kepada-Nya
sebab kita semua mentaati-Nya dan mencintai-Nya;
Bertakwa kepada-Nya, beriman kepada-Nya,
Maka tidak harus kutuliskan
*“Aku berdoa kepada NYA”,
juga bukan dengan ejaan *“Aku berdoa kepada-NYA”,
Bermohonlah kepada-Nya
sebab Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
6.
Kami menyapa-Mu dengan sapaan “Engkau”
yang lebih bersopan daripada kata sapaan “Kamu”.
Kugunakan kata ganti nama “Aku”
sebagai sapaan paling intim dengan-Mu.
Kami gunakan kata ganti nama “kami”
yang merujuk semua makhluk-Mu
apabila berbicara kepada-Mu Yang Maha Esa.
7.
Engkau selama-lamanya Besar pada zat pada sifat
Engkau berfirman dengan bahasa “Aku” dan “Ku-” dan “Kami”;
Apabila Engkau berfirman “pedihnya seksaan-Ku”,
Maka mafhumlah kami akan maksud “pedihnya seksaan-Mu” itu.
8.
Apabila Asmaul Husna dirumikan,
kami memuliakan-Mu dengan ejaan pangkal huruf besar
pada setiap zat-Mu setiap sifat-Mu,
bermula dengan yang pertama Al-Rahman
berakhir dengan yang ke-99 Al-Sabur,
dengan berhati-hati memadankan huruf hamzah (ء)
dengan tanda “koma atas sembilan” (’)
pada nama-Mu Al-Mu’min (Maha Mengurniakan Keamanan)
dan Al-Bari’ (Maha Mengadakan),
dan dengan pasti memadankan huruf ‘ain (ع)
dengan tanda “koma atas enam” (‘)
pada nama-Mu Al-‘Alim (Maha Mengetahui)
dan Al-Sami‘ (Maha Mendengar).
Mengapakah mereka mengusutkan bentuk (‘) dengan (’)
Dan mencemarkan ejaan Rumi bagi nama-Mu?
9.
Kami bertaubat untuk-Mu,
Ya Allah Tuhan Yang Maha Penerima Taubat
Ampunilah segala dosa kami, Ya Allah Ya Tuhanku
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
10.
Puisiku hanya sekadar susunan kata
Mengeja nama-Mu dengan Rumi bahasaku
Asmaul Husna nama-Mu Maha Besar
Allahuakbar sesungguhnya Allahuakbar
Kebesaran-Mu ada pada nama-Mu
Pada nama-Mu ada kebesaran-Mu.
BAHASA JIWA BANGSA.
ISMAIL BIN DAHAMAN.
SUBANG JAYA.
28 JANUARI 2019.
ISMAIL BIN DAHAMAN.
SUBANG JAYA.
28 JANUARI 2019.
menarik. salam jumaat kak PI
ReplyDeleteAllahu.Terbaik.
ReplyDeleteSALAM JUMAAT DP
ReplyDeleteTKSH PC MENULIS DGN SENI BAHASANYA
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAMIIN TKSH WP
ReplyDeleteTerbaek.. Sentiasa beroleh keberkatan dariNya..
ReplyDeleteTKSH EJULTZ ALHAMDULILLAH
ReplyDelete