Friday 23 September 2011

6787 HIKAYAT LEMBAH SUNYI - SAMBUNGAN - bab 4

Suaminya meneruskan visinya. Dia mengushakan kebunnya dengan sangat rajin. Dan isterinya yang setia itu membantunya setiap hari. Sebenarnya suaminya tidak pernah memaksanya untuk berlenggeng tangan bermandi peluh di kebun. Cuma dia yang merasa rimas berada di pondok melayani kerenah ana-anak kecil kakak iparnya di pondok. Biarlah kulitnya hitam sedikit tidak mengapa, asalkan hatinya tidak tersiksa dengan suasana yang tidak digemarinya.

Tidak lama dia berada di sini. Hanya lima bulan sahaja. Tatkala kandungannya sudah tiba saat untuk dilahirkan, suaminya menghantar isterinya pulang ke rumah mertuanya. Leganya rasa hatinya. Mungkin.Dia berada di tengah keluarganya kembali.

Dengan bantuan seorang kenalan baiknya yang juga seorang bidan kerajaan dia dibawa ke hospital di bandar berhampiran untuk melahirkan anak sulungnya. Dia terjerit-jerit melepaskan kesakitan
yang terlalu dan tidak berdaya untuk menahannya tanpa rasa malu.

Ketika itu dirasakan suaminya terlalu mengasihinya. Suaminya itu menjaganya dengan sebaiknya.
Mungkin dia juga sangat teruja hendak bergelar bapa. Anak pertamanya itu sangat comel. Kulitnya putih melepak seputih kulitnya.

Suara nyaring pabila menangis dan esakan menjadi-jadi seolah-olah usianya sudah beberapa bulan. Sedangkan baru semalam dilahirkan. Berbahagia sungguh pasangan itu menerima anugerah Allah yang sangat istimewa itu di dalam kehidupan mereka.

Mereka mula merancang sesuatu demi sebuah keluarga yang baru saja terbina. Tanpa sebarang penghasilan bagaimana mereka hendak menyara kehidupan. Apalagi dengan kehadiran cahaya mata penyeri rumahtangga mereka. Masakan hendak mengharapkan hasil dari kebun sawit yang baru saja ditanam.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih bersama Karyaku...Paridah Ishak. Komen anda amat dihargai... “Semoga Allah SWT akan membalas dirimu dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT akan membalas dengan balasan yang terbaik.”

MyBloglist