Friday, 9 March 2018

PUISI SAIDINA ALI.....

ASSALAMUALAIKUM...

SALAM JUMAAT MULIA


Hampir kesemua ulama di dunia terdahulu mempunyai “Diwaan” ya itu kumpulan puisi yang menandakan bahawa kebanyakan para ulama besar di seluruh dunia mulai zaman para sahabat hingga hari ini juga bolih kita katakan seorang seniman
Ada karya hebat “Diwaan Umdatul Mathalib li Sayyidina Ali bin Abli Thalib” yang merangkai syair syair hebat. Demikian juga dengan syair syair Imam As Syafie
Jarang sekali seorang ulama dikenali kesempurnaan keilmuannya tidak memiliki karya sastera.
Imam Syafie, Imam Ghazali, Imam Nawawi dan ulama besar bermazhab Syafie semuanya memiliki karya sastera.
Aliran jiwa mereka mengalir deras dalam semua karya mereka. Mereka adalah seniman ilmu yang memperindahkan dakwah dengan karya sastera.
Semasa saya mengambil Ijazah Doctoral bahasa Arab dan sasetra arab
saya sempat mengumpulkan beberapa diwaan.
Ingin saya hadirkan ‘diwaan’ buat santapan dakwah kerohanian hadirin yang saya hormat.
Berikut adalah “Diwaan Umdatul Mathalib Sayyidina Ali bin Abi Thalib” untuk kita renungkan keindahan dan ketajaman bahasa halus beliau

Aku khawatir terhadap suatu masa
yang roda kehidupannya dapat menggilas keimanan
kerana keimanan hanya tinggal pemikiran yang
tak berbekas dalam perbuatan
Banyak orang baik tapi tak berakal
ada orang berakal tapi tak beriman
Ada lidah yang fasih tapi berhati lalai
ada yang khusyuk tapi sibuk dalam kesendirian
Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis
ada ahli maksiat tapi rendah hatinya bagaikan sufi
Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat
dan ada yang menangis karena kufur nikmat
Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat
ada yang berhati tulus tapi wajahnya menakutkan
Ada yang berlisan bijak
tapi tak memberi teladan
Ada orang yang punya ilmu tapi tak faham
ada yang faham tapi tak menjalankan
Ada yang pintar tapi membodohi
ada yang bodoh tapi tak tahu diri
Ada orang beragama tapi tak berakhlak
ada yang berakhlak tapi tak bertuhan
Kemudian saya sampaikan juga “Diwaan Imam Syafie”
Kepada-Mu -wahai IIlah segenap makhluk
Wahai Pemilik anugerah dan kebaikan
kuangkat harapanku
walaupun aku ini seorang yang bergelimang dosa
Tatkala hati telah membatu dan sempit segala jalanku
kujadikan harapan pengampunan-Mu sebagai tangga bagiku
Kurasa dosaku sangat besar
tetapi tatkala dosa-dosa itu kubandingkan dengan maaf-Mu
wahai Rabb-ku-, ternyata maaf-Mu lebih besar
Terus menerus Engkau Maha Pemaaf dosa
dan terus menerus Engkau memberi maaf
sebagai nikmat dan kemuliaan
Andaikata bukan karena-Mu
tidak seorang pun ahli ibadah yang tersesat oleh Iblis
bagaimana tidak...
sedang dia pernah menyesatkan kesayangan-Mu, Adam
Kalaulah Engkau memaafkan aku
Engkau telah memaafkan seorang yang sombong
zhalim lagi sewenang-wenang yang masih terus berbuat dosa
Andaikata Engkau menyiksaku...
tidaklah aku berputus asa
walaupun diriku telah engkau masukkan ke dalam Jahannam
lantaran dosaku
Dosaku sangatlah besar
dahulu dan sekarang
namun maaf-Mu...
wahai Maha Pemaaf
lebih tinggi dan lebih besar
Dari syair di atas kita melihat betapa mulia hati beliau ( Imam Asy-Syafi'i ), walaupun beliau seorang imam besar, tapi beliau begitu menghamba, begitu merasa berdosa.
Bagaimana dengan kita?
Hazamkan dan amalkan ...


USTAZAH SITI NURBAYA USMAN..
Semoga bermanfaat

8 comments:

  1. pertama kali dgr 'diwaan'..syair & puisi sebagai wadah menyatakan kehambaan kpdNya...sangat mendalam makna bait-bait puisi di atas.

    ramai penyair-penyair di zsman nabi dahulu kala..

    ReplyDelete
  2. Setiap bait-baitnya adalah hakikat...

    ReplyDelete
  3. TKSH NOHAS..ERA NABI MUHAMMAD SAW SASTERA BERKEMBANG DGN RAMAI PENYAIR TERBILANG

    ReplyDelete
  4. Tersirat hakikat, nasihat dan peringatan disebalik keindahan kata2... subhanallah walhamdulillah.

    ReplyDelete
  5. mendalam maksudnya.
    Mudah2an memberi keinsafan kepada kita.

    ReplyDelete
  6. Indah dan sangat merendah diri kata-katanya...
    siapalah kita :(

    ReplyDelete

Terima kasih bersama Karyaku...Paridah Ishak. Komen anda amat dihargai... “Semoga Allah SWT akan membalas dirimu dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT akan membalas dengan balasan yang terbaik.”