Dia memandu perlahan. Melepasi stesyen bas, Pejabat Pos, Talikom dan akhirnya berhenti di lampu isyarat yang merah sebelum bergerak setelah lampu itu bertukar hijau. Wira ungu kelabu itu membelok pula ke jalan yang menghala ke kampungnya dan beberapa kampung felda yang lain.
Hujan merembas renyai dan angin berhembus halus menyentuhi wajahnya. Dingin. Daun-daun hijau kemilau jernih disinari caha mentari yang cerah kembali. Tadi situasi alamnya redup saja.
Suara Raihan merdu bernasyid beralun daripada keset keretanya.
Kini sudah berada di beranda rumahnya menikmati flora indah alam yang menyegarkan sambil memicit-micit kakinya yang terasa lenguh kepenatan. Betisnya terasa sengal sekali.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih bersama Karyaku...Paridah Ishak. Komen anda amat dihargai... “Semoga Allah SWT akan membalas dirimu dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT akan membalas dengan balasan yang terbaik.”