Tuesday, 21 June 2011

WAJAH

Sepasang mata yang bening
kemilau sinarnya
setenang kolam di bawah bulan

Sepasang alis hitam
rerambut halus di dahinya
kotak fikir yang sarat
mindanya dicerna dengan hebat
kata putus yang ditimbang dengan bijaksana

merahnya ulas bibir yang tidak dipoles
mengulum gigi putih berbaris
sentiasa ada pengucapan ria
buah pilu yang terawang pun jatuh

inginku sentuh bibir merkahmu
yang memandang pengertian
mengalih bayangan-bayangan

jemari yang lemah ini
tidak terdaya lagi mengelus pipimu
hai anak...


SECEBIS KISAH

Bagaimana hendak dimulakan
mengungkap kembali yang telah lama dilupakan. Mengungkitnya?
Mengadunnya, mencerna semula secanggih mungkin.
Siapa lagi yang mahu mendengar hikayat lama
yang sudah bermula
namun belum berakhir

2 comments:

  1. Salam.... Baru hari ini berpeluang buka BLOG Ida yang terkini. Rasanya ini baru kali kedua. Tahniah... sajak-sajak yang dipaparkan - lukisan jiwa penulisnya....

    Nampaknya Lela masih ketinggalan...

    ReplyDelete
  2. Waalaikummussalam. Terima kasih banyak lela. walau mendepani kesibukan rutin yang memenatkan, masih juga berusaha untuk singgah di BLOG Karyaku ini. Ya puisi saya adalah lukisan perasaan saya. Benar sekali telahan lela itu.

    ReplyDelete

Terima kasih bersama Karyaku...Paridah Ishak. Komen anda amat dihargai... “Semoga Allah SWT akan membalas dirimu dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT akan membalas dengan balasan yang terbaik.”